Catatan Popular

Ahad, 6 November 2011

Ilmu Pembersih Hati Tausyiah Aa Gym


Ilmu Pembersih Hati K.H. Abdullah Gymnastiar Ada sebait do’a yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan utk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak belajar. do’a tersebut berbunyi : Allaahummanfa’nii bimaa allamtanii wa’allimnii maa yanfa’uni wa zidnii ilman maa yanfa’unii. Dengan do’a ini seorang hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yg bermamfaat.


Apakah hakikat ilmu yang bermanfaat itu? Secara syariat suatu ilmu disebut bermanfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi manfaat tersebut menjadi kecil arti bila ternyata tak membuat pemilik semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmu ia mungkin meningkat derajat kemuliaan di mata manusia tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya.
Oleh krn itu dalam kacamata ma’rifat gambaran ilmu yg bermanfaat itu sebagaimana yg pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. “Ilmu yg berguna” ungkap “ialah yg meluas di dalam dada sinar cahaya dan membuka penutup hati.” seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut Imam Malik bin Anas r.a. berkata “Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan melainkan hanyalah nuur yg diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun berguna ilmu itu adl utk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkan dari kesombongan diri.” Ilmu itu hakikat adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla. Terhadap ilmu sungguh tak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yg bisa mengukur Kemahaluasan-Nya. sesuai dgn firman-Nya “Katakanlah : Kalau sekira lautan menjadi tinta utk kalimat-kalimat Tuhanku sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu .” {QS. Al Kahfi (18) : 109}.
Adapun ilmu yg dititipkan kepada manusia mungkin tak lbh dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian barangsiapa yg dikaruniai ilmu oleh Allah yang dgn ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya niscaya “Allah akan meninggikan orang-orang yg beriman di antaramu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” . Sungguh janji Allah itu tak akan pernah meleset sedikit pun! Akan tetapi walaupun hanya “setetes” ilmu Allah yg dititipkan kepada mnusia namun sangat banyak ragamnya. ilmu itu baik kita kaji sepanjang membuat kita semakin takut kepada Allah. Inilah ilmu yg paling berkah yg harus kita cari. sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas niat maupun cara niscaya kita akan mendapatkan manfaat darinya.
Hal lain yg hendak kita kaji dgn seksama adl bagaimana cara agar kita dapat memperoleh ilmu yg sinar cahaya dapat meluas di dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu pernah mengeluh kepada gurunya. “Wahai Guru. Mengapa ilmu yg sedang kukaji ini susah sekali memahami dan bahkan cepat lupa?” Sang guru menjawab “Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yg bening dan bersih.” Arti ilmu itu tak akan menerangi hati yg keruh dan banyak maksiatnya.
Karena jangan heran kalau kita dapati ada orang yg rajin mendatangi majelis-majelis ta’lim dan pengajian tetapi akhlak dan perilaku tetap buruk. Mengapa demikian? itu dikarenakan hati tak dapat terterangi oleh ilmu. Laksana air kopi yg kental dalam gelas yg kotor. Kendati diterangi dgn cahaya sekuat apapun sinar tak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas. Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus kepada dunia serta gemar maksiat maka sang ilmu tak akan pernah menerangi hati.
Padahal kalau hati kita bersih ia ibarat gelas yg bersih diisi dgn air yg bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil bila kita menginginkan ilmu yg bisa menjadi ladang amal shalih maka usahakanlah ketika menimba hati kita selalu dalam keadaan bersih. hati yg bersih adl hati yg terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tak pernah digunakan utk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yg bermamfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu kita pun akan diberi kesanggupan utk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat.
Sebaik-baik ilmu adalah yg bisa membuat hati kita bercahaya. Karena kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuat yg membuat hati kita menjadi bersih sehingga ilmu-ilmu yang lain menjadi bermamfaat.
Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh kita akan mencari tawas utk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yg bisa menjadi “tawas”- supaya kalau hati sudah bening ilmu-ilmu lain yg kita kaji bisa diserap seraya membawa mamfaat.
Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampung dalam keadaan kotor dan keruh maka tak bisa tak ilmu yg didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka. Sibuk mengkaji ilmu fikih hanya akan membuat kita ingin menang sendiri gemar menyalahkan pendapat orang lain sekaligus aniaya dan suka menyakiti hati sesama. Demikian juga bila mendalami ilmu ma’rifat. Sekira dalam keadan hati busuk jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur merasa diri paling shalih dan menganggap orang lain sesat.
Oleh krn itu tampak menjadi fardhu ain hukum utk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka ma’rifat mengenal Allah. Datangilah majelis pengajian yg di dalam kita dibimbing utk riyadhah berlatih mengenal dan berdekat-dekat dgn Allah Azza wa Jalla. Kita selalu dibimbing utk banyak berdzikir mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya sehingga sadar betapa teramat kecil kita ini di hadapan-Nya.
Kita lahir ke dunia tak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub riya takabur dan sum’ah. Merasa diri besar sedangkan yg lain kecil. Merasa diri lbh pintar sedangkan yg lain bodoh. Itu semua hanya krn sepersekian dari setetes ilmu yg kita miliki? Padahal bukankah ilmu yg kita miliki pada hakikat adl titipan Allah jua yg sama sekali tak sulit bagi-Nya utk mengambil kembali dari kita? Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya utk mendapatkan ilmu yg bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan utk dapat lbh bertaqarub kepada-Nya...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan